Penyakit yang Mungkin Menular pada Anak Kesayangan Anda



Sebagai Orang tua tentunya sangatlah penting untuk melindungi sang buah hati agar tetap terjaga dari segala penyakit yang menyerangnya. Dalam Tulisan Woles ini akan dibahas beberapa penyakit menular yang mungkin akan menyerang anak anda sewaktu waktu. Apa saja penyakit tersebut ??




Roseola infatum

Roseola  Infantum adalah suatu penyakit virus menular pada bayi atau anak-anak yang sangat muda, yang menyebabkan ruam dan demam tinggi. Roseola biasanya menyerang anak yang berumur 6 bulan – 3 tahun.

Penyebab:
Penyebabnya adalah virus herpes tipe 6 dan 7. Virus disebarkan melalui percikan ludah penderita. Masa inkubasi (masa dari mulai terinfeksi sampai timbulnya gejala) adalah sekitar 5-15 hari. Biasanya penyakit ini berlangsung selama 1 minggu.

Gejala:
Demam timbul secara tiba-tiba, mencapai 39,4-40,6° Celsius dan berlangsung selama 3-5 hari. Meskipun demam tinggi, tetapi anak tetap sadar dan aktif. Pada saat suhu tubuh mulai tinggi, 5-10% penderita mengalami kejang demam (kejang akibat demam tinggi).

Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di belakang kepala, leher sebelah samping dan di belakang telinga. Limpa juga agak membesar. Pada hari keempat, demam biasanya mulai turun.

Sekitar 30% anak memiliki ruam (kemerahan di kulit), yang mendatar maupun menonjol, terutama di dada dan perut dan kadang menyebar ke wajah, lengan dan tungkai. Ruam ini tidak menimbulkan rasa gatal dan berlangsung selama beberapa jam sampai 2 hari.

Perawatan:
Usahakan anak banyak istirahat. Turunkan demam dengan parasetamol khusus bayi (cek usia yang dianjurkan di kemasan).

Komplikasi:
Bila suhu tubuh anak sangat tinggi, ia bisa mengalami kejang demam (serangan dapat terjadi bila infeksi virus disertai demam tinggi).


Sindrom Pipi Merah (Parvovirus B19)

Parvovirus B19 adalah virus yang umumnya, dan hanya menimpa manusia. Sekitar separuh orang dewasa pasti pernah terkena mungkin selama masa kanak-kanak atau remajanya.

Gejala:
Dimulai dengan demam dan gangguan pernapasan. Ruam, seperti bekas tamparan, muncul di kedua pipinya. Setelah lewat dua sampai empat hari, barisan ruam menyebar ke tubuh, lengan dan kakinya. Selama beberapa hari sebelum ruam muncul, penyakit ini mudah menular. Si anaknya biasanya tidak terlalu sakit dan sakitnya akan membaik dalam 7-10 hari.

Perawatan:
Berikan parasetamol khusus bayi (cek usia yang dianjurkan pada kemasan) untuk menurunkan demam, atau obati rasa gatalnya. Setelah anak sembuh dari infeksi Parvovirus, biasanya dia memiliki kekebalan dan selanjutnya terlindung dari infeksi ini di kemudian hari.

Komplikasi:
Penyakit ini bisa bermasalah bila kronis, karena dapat memicu anemia akut. Hindari kontak anak yang terinfeksi parvovirus dengan wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran.

Pencegahan:

Tidak ada vaksin atau obat yang bisa mencegah infeksi Parvovirus B19.
Sering mencuci tangan telah dianjurkan sebagai cara praktis dan baik guna mengurangi tersebarnya Parvovirus.
Menjauhkan orang-orang yang terkena dari tempat kerja, penjagaan anak, sekolah atau pusat lain tidak cenderung mencegah tersebarnya Parvovirus B19, sebab penderitanya pun bisa menulari sebelum gelegatanya timbul.
Wanita hamil tak perlu harus disuruh menjauhi tempat kerja yang terkena rebakan Fifth Disease berhubung dengan hal tersebut di atas. Apakah dalam hal ini harus menjauhi dulu tempat kerjanya adalah keputusan wanita itu sendiri setelah mempertimbangkanya dengan keluarga, dokter dan majikannya.


Impetigo

Impetigo adalah infeksi kulit yang sering terjadi pada anak-anak, sering disebut pioderma. Impetigo umumnya mengenai anak usia 2-5 tahun. Penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus aureus atau juga Streptococcus hemolitikus.

Impetigo terdiri dari dua jenis, yaitu:

Impetigo krustosa/kontagiosa (istilah awamnya, cacar madu) merupakan kelainan yang terjadi di sekitar lubang hidung dan mulut. Ciri-cirinya, yaitu kemerahan kulit dan lepuh yang cepat memecah sehingga meninggalkan keropeng tebal warna kuning serupa madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet di bawahnya.

Impetigo bulosa/vesiko bulosa (cacar monyet atau cacar api) yang sering terjadi di ketiak, dada, dan punggung. Ciri-cirinya yaitu kemerahan di kulit dan gelembung-gelembung (seperti kulit yang tersundut rokok hingga dikenal dengan cacar api), berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain. Jika terjadi pada bayi baru lahir, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini dapat disertai demam dan menimbulkan infeksi serius.

Gejala:
Anda akan menemukan bintil-bintil lepuh kecil di sekitar hidung dan mulut atau telinga anak Anda, yang akan pecah dan mengeras membentuk keropeng kuning kecokelatan. Penyakit ini bisa menular bila lepuh masih mengeluarkan cairan dan berkerak, sampai dua hari setelah pengobatan dimulai.

Perawatan:
Antibiotik oral atau krim antibiotik yang diresepkan dokter.

Komplikasi:
Efek samping jarang terjadi, tapi karena penyakit ini menular, keadaan ini perlu ditangani segera.


Cacar Air

Merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak. Cacar air atau chicken pox disebabkan virus Varisela zoster. Virus ini menyerang kulit dengan membentuk luka (lesi) yang berisi cairan. Infeksi virus ini biasanya mengenai balita berusia 9 bulan keatas.

Gejala:
Cacar air dimulai dengan kondisi tubuh yang tidak nyaman, muncul ruam dan terkadang suhu tubuh sedikit meningkat (di atas 37° Celcius). Setelah satu atau dua hari, muncul bintik-bintik – warnanya merah dan menjadi lepuhan berisi air. Biasanya mulai muncul di tubuh, kemudian menyebar dan mengering menjadi kerak, yang nantinya mengering dan mengelupas. Anak mulai terinfeksi sejak satu atau dua hari sebelum ruam muncul, sampai semua bintik mengering dan mengelupas.

Perawatan:
Biasanya anda tak perlu membawa anak ke dokter, kecuali anda tidak yakin apakah anak anda terserang cacar air atau bukan, atau anak Anda sangat tidak nyaman dan rewel. Berikan ia sebanyak-banyaknya cairan dan parasetamol khusus bayi (cek usia yang dianjurkan pada kemasan), untuk menurunkan suhu tubuhnya. Mandi dengan air suam-suam kuku dengan sedikit bikarbonat soda dapat membantu meredakan gatal.

Atau, usapkan bintik-bintik dengan lotion calamine; bila ia terbangun di malam hari karena gatal, antihistamin juga dapat meredakan gejala (keduanya dapat diperoleh di apotik). Kenakan ia pakaian longgar yang terbuat dari bahan katun dan untuk sementara lepaskan popoknya untuk meredakan rasa gatal.

Upayakan jangan sampai balita terinfeksi penyakit lain, sehingga terjadi komplikasi. Misalnya, jangan biarkan balita bermain di luar bersama teman-temannya dan hindarkan dia dari apa pun yang dapat membuat bintil-bintilnya pecah. Jika bintil pecah, kemungkinan terjadinya infeksi bakteri jadi lebih besar. Kalau sudah begini, balita harus diberi antibiotik bahkan kadang perlu di rawat di rumah sakit.

Komplikasi:
Dalam kasus yang jarang terjadi, cacar air dapat memicu penyakit ensefalitis (radang otak). Bila anak Anda menderita cacar air, pastikan ia tidak berada dekat ibu hamil di paruh pertama kehamilannya, dan tidak pernah menderita cacar air sebelumnya. Wanita hamil yang terserang cacar air dapat berisiko keguguran atau melahirkan bayi cacat. Wanita yang belum memiliki kekebalan tubuh dan akan segera melahirkan juga berisiko, karena bisa saja bayinya lahir dengan cacar air.

Pencegahan
Cegah dengan vaksinasi. Untuk mencegah kemungkinan terkena atau tertular cacar air dapat diberikan vaksinasi. Kalaupun terkena setelah vaksinasi, biasanya tidak sampai parah.

Vaksinasi biasanya diberkan pada usia satu tahun ke atas. Karena pada usia ini bayi sudah tidak lagi memiliki kekebalan tubuh dari ibunya. Daya lindung vaksin ini bisa mancapai 97% dan dapat diulang saat balita berumur 5 tahun.



Sumber

Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

recent post

Theme Support

free counters